Poem

 Menunggu Masanya Bila

(Edi Santana Sembiring)

 



kau tak berdaya saat kau berpengharapan

kau masih tidak mengerti saat jawaban ditelan

tiada lagi keraguan di penantian malam

karena janji yang pasti untukmu

hanyalah terbitnya matahari di pagi hari

dan tiada sadar mengukur ruang hati

sesak melimpah muntahkan penat

tak senarusnya kau begini

ketika obor ditelan lorong gua kerinduan

sisi gelapmu samar di remah-remah cahaya

terpekur di suasana pilu hatimu

sisi ceriamu lenyap di senyap dorongan

lambat laun pun cinta takkan membuatmu hidup

bau jasadmu menyelimuti hangat rindu

siapakah kau, yang menarik-narik hati nuraniku

di dalam waktu tiada terpakur

saat hanyalah waktu, tapi waktu adalah aku

dan aku masih tetap di sini

menunggu masanya bila

 

 

medan,20 Februari 2002